BLANTERWISDOM101

PENGARUH BATUAN DASAR TERHADAP DEPOSIT NIKEL LATERIT

11/11/2016


Peridotit merupakan salah satu batuan asal pembawa nikel, dalam batuan tersebut  terdapat  variasi mineralogi  maupun  prosentase  mineralogi  yang berbeda. Pelapukan pada batuan ini menyebabkan unsur-unsur yang bersifat mobile terdeplesi sedangkan unsur-unsur dengan mobilitas rendah sampai immobile seperti Ni, Fe, dan Co mengalami pengkayaan secara residual dan sekunder.
Berdasarkan perbedaan komposisi kimia, karakteristik batuan dasar dan derajat serpentinisasi, daerah telitian dibagi menjadi dua tipe batuan dasar pada daerah Taringgo yaitu Peridotit dan Konglomerat. Perbedaan batuan dasar ini dapat mempengaruhi karakteristik deposit nikel yang menghasilkan perbedaan unsur kimia pada masing masing batuan dasar.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh batuan dasar pada deposit nikel laterit dengan tujuan mengetahui kendali geologi terhadap pembentukan nikel  laterit,  pola  penyebaran kadar  endapan  nikel  laterit  dan unsur-unsur lain serta mekanisme pembentukannya. Kendali geomorfologi untuk penentuan kondisi topografi yang berpotensi untuk terakumulasinya endapan nikel  laterit,  mengetahui  pengaruh  dan  karakteristik  batuan  dasar  terhadap
deposit nikel laterit, pola penyebaran, kadar Ni, ,serta faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pembentukan nikel laterit, seperti iklim (cuaca dan temperatur).
Analisa petrografi batuan dilakukan secara megaskopis dan mikroskopis pada conto batuan hasil pemboran (coring) serta dari singkapan batuan yang diambil di lapangan. Secara megaskopis daerah telitian terdiri dari batuan peridotit, konglomerat dan serpentinit. Batuan peridotit mempunyai ciri-ciri warna segar abu-abu gelap kehijauan, warna lapuk merah kecoklatan, struktur masif, holokristalin, fanerik kasar sedang, bentuk butir euhedral subhedral, equigranular panidiomorfik, dijumpai adanya rekahan atau urat urat yang terisi oleh silika dan garnierit, tersusun oleh mineral olivin (60 % - 85 %), piroksen dan serpentin.


Secara megaskopis konglomerat warna segar abu-abu kehijauan, warna lapuk abu-abu, struktur masif, ukuran butir kerikil - kerakal, bentuk butir rounded, terpilah buruk, kemas tertutup, dengan fragmen dan matriks berupa pecahan peridotit, semen oksida besi, sedangkan batuan serpentinit warna segar biru segar,  warna  lapuk  abu-abu  kehitaman, memiliki  bentuk  seperti  serat-serat, tersusun oleh dominan mineral serpentin yang merupakan hasil ubahan dari mineral olivin dan piroksen.
Secara mikroskopis hasil analisa sayatan tipis pada 5 conto batuan, diketahui bahwa batuan yang menyusun daerah penelitian terdiri dari batuan batuan peridotit, konglomerat peridotit dan serpentinit (klasifikasi Williams et all,
1954).


Dari hasil data pemboran, dilakukan diskripsi pada zonasi endapan nikel laterit yang meliputi lapisan tanah penutup, zonasi bijih (limonit dan saprolit) dan batuan dasar di beberapa lubang bor pada masing-masing daerah. Hasil diskripsi yang dicantumkan dianggap mewakili ciri umum dari lokasi penelitian secara keseluruhan.Pembagian zonasinya sebagai berikut:
1.   Lapisan Tanah Penutup (Overburden)
Lapisan ini terletak di bagian atas permukaan, lunak dan berwarna coklat kemerahan hingga gelap dan pada bagian atasnya dijumpai lapisan iron capping.. Lapisan ini mempunyai ketebalan berkisar antara 2  4 meter. Terkadang pada lapisan ini terdapat mineral hematit, goetit dan limonit.
2.   Zona limonit
Zona   limonit   umumnya   berwarna   coklat   kemerahan,   warna   merah dihasilkan dari oksidasi hematit, ukuran butir lempung    pasir halus (1mm/fine grain). Terkadang ditemukan sisa akar tanaman. Zona ini memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Adapun % kandungan unsur kimia didalam lapisan ini : Ni (1.30), Fe (40,40), SiO2 (13.30),MgO (2.70).
3.   Zona Saprolit
Zona saprolit terdiri  atas  saprolit lapuk, saprolit 1/2  lapuk  dan  saprolit regolith (segar). Berwarna coklat kekuningan yang dihasilkan dari pelapukan mineral ghoetit. Pembagian zona pada saprolit didasarkan atas ukuran butir dari material penyusunnya, saprolit lapuk memiliki ukuran butir lempung - pasir sedang (1 5 mm), saprolit 1/2 lapuk memiliki ukuran butir lempung pasir kasar (5 30 mm), saprolit regolith umumnya terdapat bongka-bongkah/ boulder mineral yang menyusun zona ini adalah geotit, serpentin, magnetit, silika.
4.   Zona bedrock (batuan dasar)
Zona batuan dasar umumnya tersusun atas batuan ultramafik berwarna abu kehijauan, masif, faneritik, bentuk butir subhedral-anhedral, tersusun atas mineral olivin, piroksen, serpentin dan terdapat silika yang mengisi rekahan. Adapun % kandungan unsur kimia didalam lapisan ini : Ni (0.65), Fe (8.47), SiO2 (47.03),MgO (35.30).




Jadi pengaru batuan dasar terhadap penyebaran unsur Ni jenis litologi pada daerah telitian disusun oleh harzburgit, lherzolit, dunit, serpentinit dan konglomerat lherzolit. Dari grafik dibawah ini juga dapat diketahui pola penyebaran unsur Ni pada zona laterit, dimana pada zona limonit kadar Ni sekitar 0,3% - 1,2% dan pada zona saprolit unsur Ni mengalami peningkatan sekitar 0,8% - 2,1%, sedangkan pada bedrock kadar Ni semakin kecil sekitar 0,2%
- 0,8%. Unsur Fe pada zona limonit mengalami peningkatan sekitar 25% - 40% dan pada zona saprolit kadar Fe sekitar 10% - 25%, sedangkan pada bedrock kadar Fe semakin kecil sekitar 2% - 8. Unsur SiO2 pada zona limonit sekitar 8% - 32% dan pada zona saprolit kadar SiO2 sekitar 20% - 50%, sedangkan pada bedrock kadar SiO2 mengalami peningkatan sekitar 40% - 46%. Semakin ke arah atas profil laterit
, maka kadar SiO2 akan mengalami penurunan sampai mencapai zona limonit . sedangkan unsur MgO paling tinggi pada zona bedrock. Berdasarkan hasil analisa kimia, pada zona limonit kadar Mgo sangat kecil sekitar 2% - 5% dan pada zona saprolit kadar MgO sekitar 6% - 24%,






DAFTAR PUSTAKA
Ernita Nukdin., 2012, Geologi Dan Studi Pengaruh Batuan Dasar Terhadap Deposit Nikel Laterit, Taringgo, Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, UPN, Yogyakarta.
Share This :

0 komentar